Entri Populer

Kamis, 12 Juni 2014

Kenapa Harus Berdoa?





KENAPA HARUS BERDOA
Oleh: Dedi Kurnia Asmaweti Gulo

Dalam kehidupan rohani kita sebagai orang kristen, tanpa sadar terkadang kita mengalami kejenuhan khususnya dalam berdoa kepada Tuhan. sering kali kita berpikir bahwa tanpa berdoa Tuhan pasti menolong kita, karena Tuhan itu, Allah maha tahu, Allah maha kuasa, Allah yang tidak terbatas, apa yang kita pikirkan dan kita butuhkan saat ini Dia sudah tahu terlebih dahulu dan Dia bisa lakukan sesuai dengan kehendak-Nya. Hal ini memang tidak salah kalau kita memandang Tuhan seperti demikian, tetapi kita sebagai orang percaya kita tidak boleh terlepas dari doa, karena doa itu merupakan kewajiban bagi kita sebagai orang yang percaya kepada-Nya. Kita menerima hak kita apa bila kita melakukan kewajiban kita kepada Tuhan, karena doa itu bagian dari kehidupan rohani kita. Oleh sebab itu sebagai penulis mencoba untuk memberikan beberapa jawaban “Kenapa Kita Harus Berdoa?”. Sebelum kita jauh kedepan, terlabih dahulu kita harus mengerti apa itu doa?. Doa adalah nafas jiwa, yaitu sarana yang kita gunakan untuk menerima Kristus didalam hati kita yang kering dan layu.[1] Dalam bahasa Alkitab doa adalah kebaktian mencangkup segala sikap roh manuasia dalam penedekatanya kepada Allah.[2] Oleh sebab itu bukan hanya ketika kita berada didalam gereja kita bersekutu dengan Tuhan, tetapi juga disaat kita berdoa, karena doa itu merupakan persekutuan secara khusus/pribadi kepada Tuhan. Doa diberikan dan diteguhkan oleh Tuhan kepada kita dengan tujuan untuk memuliakan nama-Nya.[3]
Ü  Doa adalah Hubungan Pribadi dengan Tuhan
Kita sebagai orang percaya kepada Kristus kita ada hubungan secara pribadi dengan Allah sebagai “Bapa” dan kita sebagai “Anak”. Oleh sebab itu melalui hubungan ini sebagai Anak harus ada komunikasi dengan Bapa. Ibaratnya dalam sebuah rumah tangga tidak mungkin kita tidak berkomunikasi dengan orang tua kita untuk menyampaikan keluahan-keluhan kita, karena tanpa komunikasi maka relasi kita kacau. Begitu juga halnya hubungan kita dengan Allah, kita sebagai orang yang percaya kepada-Nya ada hak untuk memanggil Dia sebagai Bapa dalam doa untuk menyampaikan apa yang menjadi keluhan kita kepada-Nya. Dalam Yohanes 8:37-47, orang Farisi mempersoalkan dimana bapa Yesus, mereka mengatakan bahwa bapa mereka Abraham, tetapi dengan tegas Tuhan Yesus menyebutkan bahwa Bapa-Nya disorga dan tidak dikenal oleh mereka. dan yang menjadi bapa mereka adalah Iblis karena mereka tidak percaya Yesus dan berusaha membunuh-Nya.[4] Jadi apabila kita tidak berdoa kepada Tuhan, maka hubungan kita tidak lancar. Akan tetapi apabila kita berdoa kepada Bapa, terlebih dahulu kita membuang dosa dan meninggalkan kejahatan kita, agar setiap permohonan kita dijawab oleh-Nya karena tangan-Nya cukup panjang untuk menolong kita (Yes 59:1).
Ü  Doa Dapat Mencegah Masalah
Terkadang kita sebagai orang percaya, baru kita datang dihadapan Tuhan untuk berdoa ketika masalah, penyakit, kesulitan telah datang menghampiri kita. Dalam Lukas 22:40,46, memberikan nasihat supaya kita berdoa agar jangan kita jatuh kedalam pencobaan “Setelah tiba di tempat itu Ia berkata kepada mereka: "Berdoalah supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan. Kata-Nya kepada mereka: "Mengapa kamu tidur? Bangunlah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan”. Jadi melalui ayat ini memberikan kita sebuah nasihat agar kita berdoa sebelum masalah datang melanda kita, bukan setelah masalah datang karena satu detik pun kita tidak tahu apa yang terjadi didepan kita. Oleh sebab itu doa sangat berfungsi bagi kehidupan kita untuk mencegah setiap masalah, pencobaan (jerat iblis).[5] Dalam doa yang diajarkan Tuhan, kita juga harus berkata dalam setiap doa kita “dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat” (Mat 6:13). Kita sadari bahwa Tuhanlah yang menjadi pelindung kita, karena Dia adalah Tuhan diatas segala Tuhan dan kuasa-Nya tidak terbatas. Segala kuasa ada didalam tangan-Nya, oleh sebab itu baik manusia maupun Iblis tunduk dihadapan-Nya.

Ü  Melalui Doa Tuhan akan Memberi segala keperluan kita
Ketika Tuhan Yesus masih didunia, Ia telah mengajarkan agar kita selalu berdoa kepada Bapa untuk meminta  apa yang menjadi kebutuhan kita setiap hari. Kita sebagai Anak apa yang kita butuhkan kita harus memintanya kepada Bapa kita yaitu Tuhan (Mat 7:7-11). Pada ayat 7 mengatakan bahwa “Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu”. Ketika kita meminta kebutuhan yang kita gunakan setiap hari, kita harus meminta dalam doa kepada-Nya, maka Dia akan memberikan hal itu kepada kita. Oleh sebab itu ketika kita berdoa kita harus mengatakan “Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya” (Mat 6:11)melalui perkataan ini kita menyadari bahwa Tuhan adalah sumber persediaan satu-satunya untuk segala sesuatu yang kita butuhkan.[6]

Ü  Melalui Doa Kita Bisa Meminta Pengampunan dari Allah
Sebagai orang yang percaya kepada Kristus yang sudah menerima pengampunan dan keselamatan melalui pengorbanan-Nya diatas kayu salib. Dalam kehidupan kita setiap hari sebagai manusia yang hidup didalam tubuh jasmani ini, kita tidak pernah terlepas dari banyak kesalahan. Dalam Matius 5:48 mengatakan “Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna”.[7] Untuk mencapai kesempurnaan ini tidak bisa kita dapatkan kalau kita tidak mendapat pengampunan dari Tuhan. Oleh sebab itu untuk mencapai kesempurnaa itu, hanya ada satu jalan yaitu melalui doa. Kita sadari bahwa hanyalah Tuhan yang bisa menyempurnakan kita melalui iman percaya yang kita wajudkan dalam doa kepada-Nya. Setiap kali kita berdoa kita harus membereskan hubungan kita dengan Tuhan dan juga dengan sesama (Mat 6:12).  Kita meminta pengampunan kepada Tuhan dan juga kita mengampuni sesama yang bersalah kepada kita. Kita harus meyatakan kasih itu melalaui pengampunan bagi mereka karena Allah itu kasih. Maka melalui doa akan mendatangkan kebaikan bagi kita (pengampunan), baik kepada Tuhan maupun kepada sesama kita.[8] “Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh. Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya” (Yak 5:16).
Kita telah mengetahui beberapa alasan kenapa kita sebagai orang Kristen harus tetap berdoa, oleh sebab itu hendaklah kita tetap berdoa kepada Tuhan (1 Tes 5:17). Janganlah kita jenuh-jenuh untuk berdoa, orang yang jenuh berdoa kerohaniannya kering karena tidak ada komunikasi yang baik dengan Tuhan, tidak memiliki hubungan yang intim. Allah kita memang Allah yang maha tahu, Allah maha kuasa, aka tetapi dengan sifat-Nya yang demikian Dia wajibkan kita untuk selalu bersekutu melalui berdoa kepada-Nya agar kita mengerti kehendak-Nya  dalam kehidupan kita dan juga untuk memuliakan nama-Nya. Amin.

Daftar Pustaka:
Hallesby. O, Doa, PT BPK Gunung Mulia, Jakarta 1992
Esiklopedi Alkitab Masa Kini Jilid I, Yayasan Komunikasi Bina Kasih, Jakarta 2008
Maukar Fengky, Bergaul ataukah Berdoa, Internasional Galilea Ministri, Jakarta 2008
Fullam L. Everett & Slosser Bob, Penerapan Doa Tuhan, Gandum Mas, Malang 1980



Soli Deo Glorya



[1] Hallesby. O, Doa, PT BPK Gunung Mulia, Jakarta 1992: 2-3
[2] Esiklopedi Alkitab Masa Kini Jilid I, Yayasan Komunikasi Bina Kasih, Jakarta 2008:249
[3] Ibid. Hallesby. O: 151
[4] Maukar Fengky, Bergaul ataukah Berdoa, Internasional Galilea Ministri, Jakarta 2008: 72
[5] IbidMaukar Fengky: 166
[6] Fullam L. Everett & Slosser Bob, Penerapan Doa Tuhan, Gandum Mas, Malang 1980:110
[7] Ibid.
[8] Ibid.

Teologi Yudas (Judas of Theology)



TEOLOGI YUDAS
(Judas Of Theology)


Kitab Yudas adalah merupakan kitab yang paling pendek didalam Kitab-kitab Perjanjian baru lainnya karena hanya memiliki satu pasal. Kitab ini juga meskipun sangat pendek tetapi memiliki banyak pengajaran teologi baik itu Soteriologi, Kristologi, Angelologi, Bibliologi dll. Oleh sebab itu dari beberapa muatan teologi tersebut, penulis akan bahas satu persatu, agar dapat menambah wawasan teologi baik kepada penulis maupun kepada setiap pembaca. Untuk pembahasan lebih lanjut dapat dilihat pada bab berikutnya.

A.    PENULIS SURAT YUDAS
Penulis surat Yudas tidak perlu dipertentangkan karena didalam suratnya sendiri memberi informasi jelas tentang siapa penulisnya. Dia adalah “Yudas” yaitu hamba Yesus Kristus saudara Yakobus (Yud 1:1). Ia adalah adik dari pada Tuhan Yesus (Mat 13:55; Mrk 6:3).[1] Dan bukan Yudas Iskariot salah seorang dari murid Tuhan Yesus.
B.     TEMPAT DAN TAHUN PENULISAN
Tempat dan tahun penulisan surat ini tidak diketahui dengan jelas, karena tidak ada data yang diberikan oleh  penulis akan hal itu. Menurut Merrill C. Tenney :
“ Bila Yudas melayani gereja-gereja Yahudi di Palestina, mungkin surat ini  telah dikirim kepada mereka dalam masa keruntuhan Yerusalem. Mungkin orang menduga bahwa apa yang diramalkan Petrus dalam suratnya yang kedua tentang pengajaran sesat, telah terjadi pada gereja yang sedang di asuh oleh Yudas pada saat itu. Jadi bila Surat Petrus yang kedua duluan diedarkan, baru sesudah itu Surat ini di tulis sekitar tahun 67 atau 68 M.” [2]
Tetapi ada juga yang berpendapat bahwa, apabila belum disinggung tentang pengajaran gnostik mungkin surat ini ditulis pada tahun 75 M.[3] Jadi dari beberapa informasi tentang penulisan kitab ini, penulis setuju dengan pendapat Merrill C. Tenney bahwa kitab ini ditulis sekitar tahuan 67 atau 68 M.




C.    ALASAN DAN MAKSUD PENULISAN KITAB
Alasan dan maksud penulisan surat ini adalah berkaitan dengan “Keselamatan bersama” (ay 3). Penulis dengan terpaksa melawan para pengajar-pengajar sesat (gnostik)[4] yang sudah melanda masyarakat Kristen, untuk mempertahankan dengan gigih kepercayaan para rasul. Para penyesat-penyesat ini berasal dari dalam  gereja sendiri yaitu mereka yang menyalahgunakan kasih Karunia Allah kita untuk melampiaskan hawa nafsu mereka dan menyangkal satu-satunya Penguasa dan Tuhan kita Yesus Kristus (ay 4).[5]
D.    TEOLOGI SURAT YUDAS
V  Kristologi
Untuk doktrin Kristologi, disini Yudas memiliki pemahaman yaitu dengan memperingati orang-orang percaya dengan adanya guru-guru palsu (gnostik) yang menyesatkan mereka. Dimana para penyesat ini dengan berani menyangkali “satu-satunya penguasa dan Tuhan kita” (ay 4). Sebuatan “Penguasa” dan “Tuhan” keduanya menunjuk kepada Kristus sendiri. Penguasa dalam bahasa Yunani “despoten”, jadi dapat diartikan bahwa Kristus adalah penguasa yang absolut (bdg 2 Petrus 2:1).  Oleh sebab itu disini Yudas menunjukkan bahwa Yesus sebagai Tuhan, yang merupakan sebutan keilahiaan-Nya (ay 25), yang diantisipasi sebagai penebus dan penguasa didalam Perjanjian Lama. meskipun dalam suratnya ini sangat singkat, tapi ia telah memberikan pernyataan untuk meninggikan kemuliaan Kristus.[6]
V  Soteriologi
Yudas menunjukkan suratnya ini bukan kepada seseorang tetapi kepada sekelompok orang yaitu kepada “mereka yang dipanggil” (ay 1). Dalam pernyataan ini, Yudas menunjukkan doktrin pemilihan[7] (ay 4). Jadi disini Allah sudah memilih sebelumnya siapa yang Dia hukum dan yang Dia selamatkan. Keselamatan itu tidak diberikan untuk semua orang, tetapi diberikan secara khusus kepada orang-orang yang sudah Allah tentukan/pilih dari semula sesuia dengan rencana-Nya. Dan keselamatan itu tidak dapat ditolak oleh manusia. Dalam konsep pemilihan ini, terkadang banyak orang berpikir bahwa Allah itu tidak adil, Allah itu pilih-pilih Kasih. Perlu diperhatikan bahwa Allah melakukan sebuah pemilihan, itu dilakukan-Nya untuk menyatakan/menunjukkan karakternya kepada manusia bahwa Allah itu Kasih dan adil. Jadi apa bila semua manusia yang berdosa ini Ia selamatkan, maka itu bukan Kasih Karunia dan keadilan Allah tidak ada. Jadi Kasih dan keadilan harus imbang. Kasih itu diberikan bagi mereka yang percaya kepada Kristus sebagai juruselamat.[8]
Yudas juga menekankan tentang sekuritas (bukti) dari keselamatan itu dengan menegaskan bahwa Allah memampukan orang percaya untuk berdiri dihadapan kemuliaan hadirat-Nya (ay 24). Allah menjaga orang percaya supaya mereka jangan ada yang tersandung.[9] Didalam ayat 22-23 mengacu kepada orang-orang yang percaya yang sudah disesatkan oleh penyesat-penyesat, tetapi mereka ini masih bisa luput atau masih ada harapan untuk diselamatkan dengan jalan merampas mereka dari pengaruh-pengaruh penyesat tadi.[10] Kemudian selain dari pada konsep pemilihan, Yudas juga menekankan bahwa iman adalah dasar kehidupan orang kristen (ay 20). Jadi dalam hal ini, Yudas telah meneguhkan Sekuritas orang percaya dalam keselamatan karena pemilihan-Nya pada waktu yang lampau. Dan juga Yudas menunjukkan kemampuan/kuasa Allah untuk mempertahankan orang percay bagi kemuliaan dimasa yang akan datang.
V  Angelologi
Dalam pemaparan Yudas tentang doktrin Malaikat, ia menunjuk kepada “Malaikat yang meninggalkan tempat tinggal mereka yang sebenarnya’ (ay 6). Hal ini kemungkinan besar menunjuk kepada kejatuhan Lucifer dari posisinya yang tinggi, dimana ia menarik satu pasukan Malaikat bersama dengan dia (lih Yes 14:12-17; Yeh 28:12-19). Kelihatanya sebagian dari mereka yang telah jatuh telah diikat, sedangkan yang lain bebas dan menjadi iblis.[11] Dalam ayat 9, disana dapat dilihat bahwa Malaikat Mikhael[12] terjadi perselisihan dengan Iblis mengenai mayat musa, tetapi ia tidak menghakimi iblis tetapi ia berkata “Kiranya Tuhan menghardik engkau”. Ini menunjukkan bahwa para malaikat yang jatuh ini, Tuhanlah yang berhak dan berotoritas untuk menghukum mereka pada hari penghakiman. 
V  Pneumatologi
Dalam Surat Yudas ini, juga terdapat pandangan bahwa orang-orang percaya akan hidup oleh Roh sedangkan mereka yang murtad hidup tanpa Roh Kudus. Roh Kudus tidak bisa diam didalam mereka karena mereka sudah dikuasai oleh keinginan-keinginan mereka sendiri. dan akibat dari ketidak hadiran Roh Kudus dalam hidup mereka, mereka tidak menghasilkan buah yang baik mereka cenderung melakukan yang jahat, bertolak belakang dari kebenaran dan menjadi penyesat. Oleh sebab itu pada ayat 20 Yudas dengan tegas memberikan nasihat kepada orang-orang yang percaya supaya mereka dengan tekun selalu berdoa dalam Roh Kudus agar hidup mereka terpelihara dihadapan Tuhan.
V  Bibliologi
Dalam surat Yudas ini, ia mengutip beberapa peristiwa penting yang sudah terjadi didalam Perjanjian Lama yaitu:
ð  Keluaran bangsa Israel dari Mesir (ay 5)
ð  Kehancuran Sodom dan Gomora (ay 7)
ð  Cerita tentang Kain (ay ll)
ð  Cerita tentang Bileam (ay ll)
ð  Kedurhakaan Korah (Ay 11)
ð  Cerita tentang Henokh (14)
ð  Perselisihan Mikhael dengan Iblis tentang mayat Musa (ay 6)[13]
Kutipan-kutipan PL ini mengingatkan orang Kristen tentang kejadian-kejadian di masa lampau akibat ketidak taatan terhadap Allah. jadi dapat disimpulkan bahwa barang siapa yang taat dan percaya kepada Allah akan diselamatkan, akan tetapi barangsiapa yang tidak/memberontak taat akan di binasakan.
Dari beberapa kutipan PL yang dikutip oleh Yudas , ada beberapa kutipan yang tidak terdapat didalam Alkitab seperti “Henokh, keturunan ketujuh dari Adam” (ay 14). Kata ini hanya ditemukan dalam Apokalipse Henokh, yang biasa disebut 1 Henokh. Hal ini menimbulkan sedikit masalah yaitu apaka Yudas menggap bahwa Apokalipse Henokh itu sebagai kanon kitab suci? Dan apakah Yudas bahwa perkataan itu berasal dari Henokh yang disebut dala kitab kejadian?. Jadi kitab Henokh ini, Yudas menilai hal itu sangat bernilai walaupun belum dimasukan dalam kanonisasi. Kemudian dari pada itu, Yudas juga memakai apokripa lain yaitu penerima Musa (ay 9). Walaupun buku ini tidak ada tetapi Clement dan Origen mengatakan bahwa Yudas menggunakan isi buku itu hanya bagian yang dia kenal. Dan hal ini tidak dapat dipastikan bahwa Yudas menggunakan kitab ini dengan menggap sebagai Kitab Suci yang di ilhamkan karena didalam suratnya tidak menyebutnya bahwa kutipan itu adalah Kitab Suci. Kutipan-kutipan Kitab lain yang yang dilakukan oleh Yudas ini, sama halnya yang dilakukan oleh Paulu dalam tulisannya dengan menguti midrash rabi (I Kor 10:4) tentang batu karang yang mengikuti umat Israel di padang gurun. Mengutip penyangga kafir dalam pidatonya di Antena (Kis 17:28). Kemudian didalam (2 Tim 3:8) disana ia menyebut Yanes dan Yambres yang menentang Musa.[14]
Jadi ternyata kitab Yudas ini mengutip beberapan Kitab di PL yang tidak terdapat didalam Alkitab Protestan yang menunjukkan bahwa kutipan Yudas itu adalah Firman Tuhan. Tidak mungkin dia mengutip pertiwa tersebut kalau bukan Ilham dari Tuhan. Dan hal ini penulis tidak mengetahui kenapa para bapak gereja tidak memasukan kitab tersebut sebagai salah satu kebenaran yang di ilhamkan Allah  dalam Alkitab Protestan. Sedangakan kitab-kitab tersebut hanya terdapat di Alkitab Katolik Roma.
V  Eskatologi
Dalam Surat Yudas ini, ia juga menekankan tentang eskatologi yaitu tentang para penyesat yang tidak taat kepada Allah (ay 18) “Menjelang akhir zaman akan tampil pengejek-pengejek yang akan hidup menuruti hawa nafsu kefasikan mereka.” dan para penyesat/iblis ini mereka akan mendapat penghukuman pada hari penghakiman yang sudah ditentukan oleh Tuhan.[15] Jadi zaman akhir yang dimaksud pada kitab Yudas ini adalah sudah dimulai sejak dia menulis surat ini sampai dunia ini berakhir. Jadi dalam tempo waktu tersebut semua orang percaya harus berhati-hati. Karena para penyesat itu berasal dari dalam gereja sendiri yaitu para pengajar/hamba-hamba Tuhan. oleh sebab itu setiap ajaran yang kita terima jangan kita terima dengan cepat-cepat kita harus mengelolahya sampai kita menemukan maksud kebenaran tersebut agar kita tidak tersesat.[16]
E  KESIMPULAN
Dalam penulisan makalah ini, penuli menarik sebuah simpulan bahwa surat Yudas mengajarkan tentang akhir zaman bahwa akan ada pengajar-pengajar sesat. Mereka ini bukan dari luar gereja, tetapi dari dalam gereja sendiri. mereka adalah orang-orang yang menyalahgunakan kasih karunia Allah untuk menuruti hawa nafsu mereka. Apa yang mereka ajarkan tidak sesuai dengan perbuatan mereka. Mereka sudah mengenal Kristus tetapi mereka akan menyangkalnya. Oleh sebab itu Yudas dengan tegas memberikan nasehat kepada penerima surat ini dan juga kepada gereaja sekarang ini agar selalu berhati-hati untuk menerima pengajaran.


DAFTAR PUSTAKA

Ensiklopedi Alkitab Masa Kini Jilid 1, Yayasan Komunikasi Bina Kasih, Jakarta 2008
Ensiklopedi Alkitab Masa Kini Jilid 2, Yayasan Komunikasi Bina Kasih, Jakarta 2008
Tenney C. Merrill, Survei Perjanjian Baru, Gandum Mas, Malang 1992
Sulistyoadi Didik, Diktat Pengantar dan Pengenalan Perjanjian Baru, Sekolah Tinggi Teologi Elohim Indonesia, Ampelgading-Malang
Enns Paul, The Moody Handbook of Theology, jilid I. Literatur SAAT, Malang  2012
Sulistyoadi Didik, The STTELA Handbook of Theology I, STTELA Publishing Hause, Ampelgading 2010
Guthrie Donald, Teologi Perjanjian Baru 2, PT BPK Gunung Mulia, Jakarta 1992
Ladd Eldon George, Teologi Perjanjian Baru 2, Yayasan Kalam Hidup, Bandung 1999
http://bbfi-asia.org/Crawford_T/ibpni/indo/da6.pdf




[1] Ensiklopedi Alkitab Masa Kini Jilid 2, Yayasan Komunikasi Bina Kasih, Jakarta 2008: 635
[2] Tenney C. Merrill, Survei Perjanjian Baru, Gandum Mas, Malang 1992: 459
[3] Sulistyoadi Didik, Diktat Pengantar dan Pengenalan Perjanjian Baru, Sekolah Tinggi Teologi Elohim Indonesia, Ampelgading-Malang: 45.
[4] Gnostik berasal dari kata “gnosis” artinya pengetahuan. secara tradisional gnostik mengacu kepada ajaran sesat yang dengan tegas ditolak oleh gereja. Yang menjadi dasar pemikiran mereka adalah pengetahuan dan tujuan pengetahuan itu yaitu “Keselamatan” yang meliputi: kesucian dan kekekalan yang dibuat dalam kerangka yang bertaliah dengan konsepsi filsafat dan mitologi. (Ensiklopedi Alkitab Masa Kini Jilid 1, Yayasan Komunikasi Bina Kasih, Jakarta 2008:343)
[5] Ibid
[6] Enns Paul, The Moody Handbook of Theology, jilid I. Literatur SAAT, Malang  2012:156
[7] Pemilihan (Election) dapat didefenisikan secara sederhana yaitu “tindakan kekekalan Allah dimana Ia dalam kedaulatan kehendak-Nya yang baik dan tidak berdasarkan pada usaha mereka, memilih sejumlah orang untuk menerima anugerah khusus dan keselamatan kekal” (Sulistyoadi Didik, The STTELA Handbook of Theology I, STTELA Publishing Hause, Ampelgading 2010:223)
[8] Hasil dari presentasi dikelas pada akhir bulan November 2013
[9] Ibid.
[10] Guthrie Donald, Teologi Perjanjian Baru 2, PT BPK Gunung Mulia, Jakarta 1992:291
[11] Ibid
[12]Mikhael Artinya “Siapakah Yang Seperti Allah”  ia disebut sebagai penghulu Malaikat (Dan 10:13), ia adalah malaikat tingkat tertinggi Allah, malaikat yang memerintah (Ef 3:10). Ia juga pembela Israel yang berperang atas nama Israel melawan Setan dan pengikutnya di zaman tribulasi (why 12:7-9). (Lihat di The Moody Handbook Of Theologi 1: 155-156)
[13] http://bbfi-asia.org/Crawford_T/ibpni/indo/da6.pdf
[14] Ladd Eldon George, Teologi Perjanjian Baru 2, Yayasan Kalam Hidup, Bandung 1999: 426-427
[15] Ibid
[16] Hasil Presentasi di kelas

Pemberontakan Gereja Inggris Terhadap Gereja Katolik Roma



PEMBERONTAKAN GEREJA INGGRIS TERHADAP
GEREJA KATOLIK ROMA

            Sebelum masuk pada materi selanjutnya tentang penyebab terjadinya pemberontakan gereja Inggris terhadap gereja katolik Roma. Terlebih dahulu harus diketahui kedatang Injil di Inggris serta perkembangan gereja sebelum pemberontakan tersebut. Di bawah ini dapat diketahui kapan injil Kristus masuk ke negara Inggris dan gereja apa yang tersebar di negara tersebut disana.  
A.    PERMULAAN GEREJA DI INGGRIS
Pada akhir abad ke I atau awal abad II Inggris di Kristenkan oleh para tentara Roma, pegawai serta pedagang yang sering ke Negara Inggris. Pada tahun 314 tiga Uskup Inggris mengahadiri suatu konsili regional di kota Arles (Perncis). Pada abad IV dan V banyak gedung gereja dihancurkan, dan bayak orang Kristen d bunuh oleh orang-orang non-Kristen. Oleh karena masalah tersebut gereja di Negara Inggris mau hamper punah, tetapi pada akhir abad VI suku-suku Inggris diinjili kembali dengan terbagi dua wilayah:
1.      Suku-suku Inggris utara di injili oleh  para utusan biara gereja Iro-Skotlandia di pulau Iona.
2.      Sedangkan suku-suku Inggris selatan di Injili oleh para utusan Ordo Benediktin yang ditugaskan oleh Paus Gregor I Agung.
Pada tahu 601 raja Ethelbert di baptis, setelah itu terjadi perselisihan antara utusan gereja Iro-Skotlandia dengan para utusan dari Roma. Kemenangan dari perselisihan tersebut diperoleh oleh pihak utusan Roma pada sinode di Whitby pada tahun 664. Dengan demikian gereja katolik di Inggris berkembang dalam hubungan erat dengan kepausan di Roma sampai “Konstitusi Claredon”. Pada tahun 1164 mulai membatasi pengaruh dan yuridiksi Paus diddalam gereja Katolik Roma di Inggris. Gereja yang berkembang di Inggris dikenal dengan sebutan gereja Anglikan. Istilah gereja Anglikan “Ecclesia Anglicana”, nama ini diambil dari nama suku Angels yang berperan di Inggris pada abad V. nama gereja ini muncul partama kali di dalam sepucuk surat Paus Aleksander III (1159-1181)  dan termuat dalam  “Magna Charta” (1215). Gereja Anglikan ini dipimpin oleh Uskup Agung di Canterbury.[1]
B.     LATAR BELAKANG PEMBERONTAKAN GEREJA INGGRIS TERHADAP GEREJA KATOLIK ROMA SERTA REFORMASI GEREJA INGGRIS
Ketika Henry VIII (1491-1547 A.D) menjadi seorang raja, ia menjalankan  pemerintahan dengan banyak membaca buku-buku dan tertarik dengan filsafat Scholastik[2] dan humanisme[3]. Henry ini sangat keras kepala dan menyukai kekuasaan. Setelah ia duduk diatas tahta, pada saat itu walaupun Uskup Inggris diangkat oleh Paus, tetapi harus dengan persetujuan Raja ini. Uskup yang diangkat pada saat itu, harus berdiri sebagai penjabat tinggi pemerintahan, dengan kata lain yang dapat menjadi Uskup ialah penjabat tinggi dari pemerintah.
Pada penggangkatan Uskup itu, yang menjadi syaratnya adalah harus orang-orang yang berpendidikan tinggi dan  berkemampuan bekerja. Sedangkan masalah rohani para Uskup dia angkat itu  tidak begitu dilihat atau dinilai, karena Henry menganggap itu semua hanya sebagai soal sekunder saja. Pada saat Henry III naik tahta, ia mengangkat Thomas Wosley sebagai pemebantunya, kemudia pada tahun 1511 A.D diangkat sebagai Menteri dalam negeri. Pada tahun 1515 A.D naik pangkat sebagai Hakim Agung, tidak lama kemudian Leo X mengangkat dia menjadi Kardinal. Pada saat pikiran Lutheran masuk ke Inggris, ia melarangnya dan mengeluarkan tulisan tentang tujuh sakarmen (Defence of the seven sacrament).
Karena hal ini Leo X mengangkatnya sebagi (Defence of Faith), maka secara keagamaan dia adalah seorang Roma Katolik yang gigih. Tidak lama setelah Henry VIII tahta, ia mengambil puteri raja Spanyol yaitu Catherine sebagai Isterinya.[4] Yang perlu diketahui tentang penyebab terjadinya pemberontakan gereja Inggris terhadap Katolik Roma. Keinginan raja Henry VIII untuk menceraikan isterinya puteri dari raja Spanyol, karena mereka belum punya anak sebagai ahli waris dari kerajaannya. Dan ia juga ingin menikah dengan seorang wanita istana yaitu Anna Boleyn. Tetapi Paus Clement VII tidak bersedia menyatakan nikah Henry dengan  Catherine tidak sah. Akhirnya Henry VIII memutuskan hubungan Gereja Anglikan dengan Roma dan menjadikan dirinya sendiri sebagai kepala gereja serta melakukan keinginannya (1533-1354). Dengan demikian Henry tidak menginginkan suatu pembaharuan gereja.[5] Pada saat itu ada tiga uskup tertinggi di inggris dihukum mati karena tidak mengakui hak tertinggi dari Henry sebagai kepala gereja Inggris.  Pada tahun 1536 melalui parlemen Henry mengumumkan semua biara yang berpenghasilan 200 pound menjadi miliknya dan keluarganya, maka 376 biarawan disita menjadi harta miliknya. Pada tahun 1536, Catherine meninggal dunia dan Henry ingin bercerai dengan Boleyn dengan alasan tidak setia dengan dia dan ia ingin menikah lagi dengan Janne Seymour . pada saat itu Boleyn dia hikum mati,  tidak lama setelah itu Jannne melahirkan baginya seorang anak laki-laki yang menjadi raja pada tahun (1543-1553). Segala tindakan Henry yang tidak baik ini, akan menimbulkan kebencian dan pertentangan dengan gereja katolik Roma.
Pada saat itu ada seorang tokoh yang terkenal  yaitu William Andere (1492-1536), ia  dengan giat menterjemahkan Alkitab. Karena pada saat itu idak bisa di terbitkan di Inggris,  maka pada tahun 1524, ia melarikan diri kedaratan Eropa dan pada tahun 1526 ia bertemu dengan Luther di Jerman, maka pada saat itu ia menerbitka Alkitab kedalam bahasa Inggris, walaupun gereja dan pemerintah menentangnya. Pada tahun 1536, ia mati syahid di Brussel. Pada hakekatnya adalah kepercayaan Henry adalh kepercayaan Roma Katolik, tetapi bila ada ancaman ia meminta bantuan dari aliran Protestan Jerman. Pada tahun 1536, ia mengirimkan utusan ke Wittenburg untuk mendiskusikan soal doktrin. Pada tahun yang sama berdasarkan Alkitab, iman rasuli, credo nicea, Athanasius, dan keputusan-keputusan gereja, ia telah membuat credo. Ia menyatakan bahwa baptisan, perjamuan suci, pengampunan dosa, dibenarkan harus bersandar kepada Kristus, tetapi ia tetap menganggap kebajikan sebagai sayarat di benarkan dan juga masih percaya untuk boleh menyembah gambar-gambar, patung-patung   dan beroa kepada orang saleh, serta melakukan misa bagi orang-orang yang telah meninggal. Kepercayaan ini sebenarnya kepercayaan Roma katolik, Henry sendiri tidak mengetahui teologi, tetapi karena ingin berkuasa maka dengan sesukanya ia menetapkan iman kepercayaan.
Pada tahun 1537-1538, Cranmer mengedarkan Alkitab disetiap gereja dan menterjemahkan Doa Bapa Kami dan sepuluh hokum kedalam bahasa Inggris. Pada 28 Januari 1547. Henry VIII meninggal dunia, pada waktu itu Edward VI anak dari Henry masih berumur 9 tahun. Pemerintah pada saat itu dipegang saudara dari ibunya yaitu kakak dari Jane isteri Henry sendiri. Orang ini mempunyai hubungan yang baik dengan dengan aliran reformasi Jerman dan mempunya pemikiran dan kehidupan yang sangat baik. Ia menaruh simpati pada petani yang tidak mempunyai  tanah, dan member kebebasan dalam pembicaraan agama. Pada tahun 1547, ia menizinkan jemaat untuk menerima roti bersama anggur dalam perjamuan suci dan juga menyita harta gereja dan menghapus ke-6 dalil yang di tetapkan oleh Henry VIII.
Dalil yang dihapus yang di tetapkan oleh Henry VIII itu adalah antara lain :
1.      Memegang teori trasubtantiation dan menghukum orang yang menetang teori tersebut.
2.      Melarang jemaat untuk menerima anggur dalam perjamuan
3.      Melarang Pastor menikah
4.      Pastor harus membujang dan bersumpah
5.      Melakukan misa pribadi
6.      Mengadakan pengakuan dosa pribadi.
Keenam dalil itu ditentang pada tahun 1548, oleh saudara dari ibu Edward yang memerintah Inggris pada saat itu, ia mengizinkan pastor untuk menikah. Pada 21 Januari 1549, untuk menyatukan seluruh Negara, maka telah ditetapkan untuk tetap memakai yaitubuku doa dari Edward VI. Dalam buku tersebut mencangkup doa dan mengadakan misa bagi orang mati, urapan minyak bagi orang yang di baptis dan bagi orang sakit serta mengusir setan-setan bagi orang yang di baptis, tetapi di kemudian hari ada hal-hal yang dihapus. Pada umumnya gereja Inggris masih menggunakan buku itu hingga sekarang. Ketika buku itu diterbitkan kurang mendapat sambutan, mereka anggap perubahannya terlalu besar, sedangkan bagi orang yang menentang katolik Roma menggap bahwa buku itu memliki banyak corak katolik, karena orang-orang dari  aliran dipengaruhi oleh reformator. Pada tahu 1552, buku tersebut di tolak ajarannya, orang-orang pada saat itu mereka menerima konsep perjamuan dari Zwigli. Dan pada saat itu juga  Cranmer merancang sebuah Credo dan diserahkan kepada 6 Theolog untuk  di teliti pada Juni 1553. Credo tersebut berjumlah 42 ayat dan ditandatangani oleh Edward VI, credo ini juga memilki pikiran reformasi. Pada 6 Juli Edward VI meninggal dunia.
Setelah Edward VI meninggal, parlemen menyatakan bahwa bahwa pernikahan Mary dengan Henry VIII adalah sah. Pada saat itu Cranmer di penjara dan segala pembaharuan yang dilakukan Edward ditiadakan. Gereja pada saat itu kembali seperti pada zaman Henry VIII. Semua Uskup yang bersangkut paut dengan pembaharuan di pecat dan mereka melarikan diri ke Eropa yang disambut oleh Calvin,  tetapi karena mereka mempunyai konsep perjamuan yang berbeda dengan Luther, maka aliran Luther kurang senang dengan mereka. Tetapi gereja Inggris taku kalau harta miliknya di kuasai oleh Roma maka mereka tidam mau berdamai dengan Roma pada saat itu. 30 Nop 1553, Cardinal Regionalpole (1506-1558) di utus ke Inggris. Dalam parlemen ia menyatakan untuk menghapus pernyatan yang menganggap inggris sebagai ajaran bidat, melalui itu hubungan Inggris dengan Katolik Roma pulih kembali. Dengan terjadinya hal ini timbullah aniaya secarra besar-besaran, John Rogers pendeta dari gereja St Paulus dihukum mati dengan dibakar, pada kejadian tersebut banyak orang mendukung pendeta tersebut. Tetapi dalam tahun itu ada 72 orang di hukum mati terbakar. Pada penganiayan tersebut adan dua orang uskup yang ikut dianiaya yaitu Hugh Latimer dan Nicholas Ridley pada 16 Oktober 1554.
Pada saat itu ada seorang yang bernama Queen Mary berhasrat membunuh tokoh reformasi yang sangat kuat Clanmer, pada saat itu dengan resmi ia dikeluarkan dari keanggotaan gereja. Tetapi dengan gigih Clanmer tetap menentang Roma Katolik hingga ia dibakar pada 21 Maret 1556. Selama kehiduupan  Queen Mary, ia sudah membakar orang kira-kira tiga ratus dan mengusir pendeta 1.200 orang dan harta milik mereka disita dan bayak mereka yang mati kelaparan. Pada 18 Nopember 1558, ia juga berencana membunuh masal terhadap orang-orang reformasi, tetapi karena doa orang-orang reformasi, tanggal 17 Nopember Queen Mary dengan mendadak meninggal dunia. Pada tahun 1558, Queen Elisabeth I naik tahta, ia memakai William cecil  (1521-1598) sebagai pembantu. Elisabeth adalah seorang yang berjiwa patriot yang mempunyai pikiran sebagai seorang Inggris, ia dengan giat menjalankan pikiran politik dan ekonomi. Karena hubungan ayahnya dengan ibunya dianggap tidak sah oleh Roma Katolik, maka dengan sendirinya ia tidak mempunyai hubungan dengan mereka. Pada 29 April 1559, melalui pembaharuan yang sangat matang hak tertinggi dari parlemen menyangkal hak kekuasaan Paus dan penghakiman Paus terhadap Inggris. Dan juga mengahapuskan pajak terhadap Paus, dan ia menggantikan istilah raja sebagai pemimpin tertinggi gereja. Pada saat itu pula, mereka memakai Alkitab untuk menghakimi bidat, dan upacara ibadah kembali sebagaimana pada zaman Edward.
Pada 17 Desember 1559, mereka angkat Parker sebagai Uskup Agung dari Ceterbury. Sejak inilah mulai suatu keuskupan yang baru yang tidak dibawah kekuasaan Roma. Uskup dipilih oleh gereja dan diangkat oleh raja. Pada tahun 1562, ia merubah 42 dalil kepercayaan menjadi 39 dalil dan Credo ini sangat di pengaruhi oleh pikiran dari Calvin, tetapi ke-39 dalil ini sudah menjadi dasar kehidupan agama Negara Inggris. Pada tahu 1563, reformasi Elisabeth telah selesai, tetapi ia memnadapat tantangan dari dua pihak yaitu pihak katolik Roma dan aliran Puritan. Golongan Puritan ini, menggap pembaharuan tersebut kurang radikal. Tetapi karena didalam pembaharuan gereja Inggris tidak ada tokoh-tokoh yang isstimewa seperti Luther, Calvin, Zwigli, maka dalam teologi Inggris tidak mempunyai kontribusi yang besar. Tetapi melalui hal ini, golongan Puritan pindah kebenua Amerika dan mengabarkan Injil di pelbagai pelosok dunia. Jadi disini dapat dikatakan bahwa gereka pengkabaran Injil pada abad ke-18 disebabkan oleh ratu Elisabeth. [6]
Melalui pemberontakan ini, gereja Inggris mengalami suatu reformasi baru dan berpisah dari kekuasaan gereja Katolik Roma. Gereja Inggris membentuk suatu sinode sendiri dan tidak terikat lagi dalam kekuasaan Paus sebagai mana yang ada didalam gereja Katolik Roma. Gereja Inggris membentuk tata ibadah sendiri dan memiliki dan konsep pengajaran sendiri sebagai mana yang dimiliki oleh para pencetus reformasi gereja pada umumnya.
C. KESIMPULAN
Dalam penulisan makalah ini, penulis menarik sebuaah kesimpulan bahwa pemmberontaka gereja Inggris terhadap gereja Katolik Roma disebabkan oleh Henry VIII. Pada pemebrotakan tersebut akan membawa dampak bagi gereja inggris dengan tercetus suatu reformasi baru bagi gereja mereka oleh ratu Elisabeth I. Walaupun pada pencetusan reformasi ini ada banyak orang yang meninggal dunia, tetapi  pengorbanan tersebut tidak menjadi sia-sia akan memperoleh suatu keberhasilan bagi gereja Inggris untuk berpisah dari keburukan Gereja Katolik Roma. 

DAFTAR PUSTAKA


DR. Jan Sihar Aritonang. Garis Besar Sejarah Reformasi. Jurnal Info Media. Bandung 2007
Dr. Dietrich Kuhl. Sejarah Gereja Jilid III. Yayasan Persekutuan Pekabaran Injil Indonesia. Jawa Timur 1997
Dr. Dietrich Kuhl. Sejarah Gereja Jilid II. Yayasan Persekutuan Pekabaran Injil Indonesia. Jawa Timur 1997
Dr. H. Berkhof & Dr. I. H. Enklaar. Sejarah Gereja. Bpk Gunung Mulia 1999
Pdt. Dr. Peter Wongso. Sejarah Gereja. Seminari Alkitab Asia Tenggara. Malang



[1] Dr. Dietrich Kuhl. Sejarah Gereja Jilid III. Yayasan Persekutuan Pekabaran Injil Indonesia. Jawa Timur 1997: 132--133
[2] Fisasafat ini muncul pada abad VII- XIII dalam teologi Thomas Aquinas. Filsafat Scholastik ini berusaha untuk mengorganisir dan mensistermatisir seluruh pengetahuan secara naisonal dan logis dan juga berusaha membuktikan bahwa segala sesuatu yang dijadikan Allah dapat diterangkan dan dibenarkan terhadap akal budi manusia. (Dr. H. Berkhof & Dr. I. H. Enklaar. Sejarah Gereja. Bpk Gunung Mulia 1999 : 102)
[3] Humanisme adalah merupakan suatu faham yang menjunjung tinggi manusia dengan kemampuan dan rasionya. (Dr. Dietrich Kuhl. Sejarah Gereja Jilid II. Yayasan Persekutuan Pekabaran Injil Indonesia. Jawa Timur 1997 :88)
[4] Pdt. Dr. Peter Wongso. Sejarah Gereja. Seminari Alkitab Asia Tenggara. Malang : 141
[5] IbidDr. Dietrich Kuhl. 1998 :133
[6] Ibid. Peter Wongso: 142-145.

Ajaran Teologi Armenian




TEOLOGI JACOBUS ARMENIUS

Pendahuluan
Pada masa pembaharuan gereja atau reformasi, banyak sekali ajaran baru yang muncul. Salah satu ajaran yang berkembang dan sangat berpengaruh saat itu hingga sekarang ini adalah ajaran tentang Teologi Armenian yang di centus oleh Jacobus Arminius. Pengajaran ini berkembang dan masih tetap ada samapai sekarang ini. Pengajaran  ini juga sangat berpengaruh dengan gereja-gereja yang ada pada saat ini secara khususnya di Indonesia. Kalau dilihat pengikut dari pada Teologi Armenian ini adalah Methodiame dan Wesleyanisme dan sebagian juga gerakan Hollines, Kaum Kharismatik dan begitu juga dengan The Free Will Baptists.[1]
Untuk itu, penulis sebagai mahasiswa Teologi yang sudah dipersiapkan untuk menjadi seorang hamba atau pelayan Tuhan, perlu sekali untuk memahami ajaran Armenian ini. Supaya doktrin ini menjadi bahan pertimbangan dengan doktrin yang penulis miliki sekarang ini. Kemudian supaya menjadi bekal dalam pelayanan dimasa yang akan datang dan dapat member pemahan yang benar kepada jemaat yang penulis layani. 
A.    Latar Belakang  Jacobus Armenius
Jacobus Arminius lahir pada tahun 1560 di Oudewater (Belanda). Ayahnya meninggal pada waktu ia masih bayi. Dibawah pengasuhnya, Arminius belajar di Ultrecht dan Marburg. Pada tahun 1575 keluarganya dibunuh oleh orang-orang Spanyol, namun hal itu tidak menjadi hambatan baginya untuk studinya pada tingkat yang lebih tinggi. Ia disokong oleh beberapa saudagar kaya di Amsterdam sehingga ia dapat melanjutkan studinya pada Universitas Leiden di Amsterdam. Arminius adalah mahasiswa yang luar biasa cakapnya sehingga ia dikirim ke Jenewa untuk belajar kepada Teodorus Beza pada tahun1582. Ia belajar di Jenewa selama 6 tahun lamanya sehingga barulah pada tahun 1588 ia dapat kembali ke Belanda.[2]
Arminius ditahbiskan menjadi pendeta dalam Gereja Hervormd dan bekerja dalam jemaat Amsterdam. Ia segera menjadi seorang pengkhotbah yang popular disana. Sementara  ia di Amsterdam, ia diminta untuk menyusun suatu tulisan untuk melawan ajaran-ajaran Coornhert, sekertaris kota Haarlem. Coonhert menyangkal ajaran predestinasi dan kehendak bebas yang terikat. Ajaran ini merupakan ajaran yang terpenting dalam Gereja Hervormd yang bercorak Calvinis pada masa itu. Hal ini berarti Coornhert menyerang jantung ajaran gereja Belanda itu. Arminius mengadakan penyelidikan yang mendalam mengenai pokok ini, namun makin lama makin ia menyetujui ajaran Coornhert tersebut. Arminius mulai mengkhotbahkan bahwa  Allah memberikan anugrah-Nya kepada semua manusia dan manusia mempunyai kehendak bebas untuk menjawab iman. Pada tahun 1589 Arminius harus membela predestinasi Calvin terhadap serangan Dirk Coornhert. Akan tetapi ketika Arminius menimbang alasan-alasan lawan, ia berpihak pada Dirk Coornhert dan dengan bijaksana berdiam diri. Pada awal 1590-an ketika memberi tentang surat Roma, Arminius mempertanyakan tafsiran  Calvin atas pasal 7 dan 9. Hal ini mengakibatkan konflik dan pertanyaan-pertanyaan mengenai ortodoksnya sampai ia meninggal.[3]
Arminius membantah tentang doktirin-doktrin Calvinisme tentang predestinasi[4] dan reprobasi[5] dan berusaha untuk memodifikasi Calvinisme sehingga “ Allah tidak dianggap sebagai perancang dosa, juga manusia sebagai robot ditangan Allah”. Dalam perkembangan konsep ini, Ia menulis sebuah artikel tentang Roma 9 yang mendukung pemilihan bersyarat. Doktrin yang berkaitan dengan doktrin yang dianutnya adalah kemampuan manusia untuk berinisiatif akan keselamtannya dan bekerjasama dengan Allah dalam keselamatan. Hal ini kontras dengan Luther dan Calvin yang mengajarkan bahwa kebebasan kehendak telah hilang karena kejatuhan, Arminius percaya bahwa Allah memberikan setiap orang anugrah yang utama yang memampukan setiap orang untuk merespon panggilan dari injil. Arminius juga membantah supralapsarianisme yaitu pandangan Calvin yang menyatakan bahwa Allah menyatakan keselamatan dan reprobasi bagi orang-orang tertentu sebelum kejatuhan. Ia percaya bahwa supralapsarianisme membuat Allah menjadi Allah menjadi perancang dosa.
Arminius juga mengajarkan pandangan penebusan tidak terbatas dari Kristus, diman Kristus menderita bagi setiap orang. Sebagia tambahan ia menekankan bahwa anugarah Allah dapat ditolak. Berdasar pada 1Petrus 1:10, Arminius juga bahwa orang percaya dapat terhilang selamanya.[6]
B.     Pokok-Pokok Ajaran Arminius
Yang menjadi pokok-pokok pengajarn Armenius untuk mencetus sebuah reformasi gereja yang berkembang hingga sekarang ini adalah antara lain:
1.      Kebebasan Kehendak
Pokok pertama Arminianisme adalah bahwa manusia memiliki “kebebasan bertindak”. Arminius percaya bahwa kejatuhan manusia adalah tidak berarti berakibat rusak total, dan  berpegang pada hal itu, masih terdapat cukup kebaikan yang tersisa didalam manusia untuk berkehendak menerima Kristus dan mendapat keselamatan. Kemudian kerusakan manusia sebagai akibat kejatuhan, tidak total tetapi sebagian. Manusia belum kehilangan Indera untuk menetukan pribadi dan juga kemampuan untuk bebas berkehendak dimata Allah. Manusia adalah pelopor pertobatan dan iman pada keselamatan sebab kehendak manusia dipandang oleh Arminius sebagai salah satudari pembahharuan, jika manusia berkendak secara bebas untuk bekerja sama dengan RRoh Kudus (Yoh 3:16; Kis 2:38; 16:31;Rom 10:9; I Yoh 3:23).
2.      Pemilihan Bersyarat
Arminius lebih lanjut mengajarkan bahwa pemilihan didasarkan pada pengetahuan Allah mengenai siapa yang akan percaya (foreknowledge). Dengan kata lain tindakan percaya manusia adalah syarat atau kondisi untuk pemilihan dirinya kedalam kehidupan kekal, karena Allah melihat lebih dulu bahwa orang tersebut menggunakan “kebebasan kehendaknya” dalam perwujudan yang positif terhadap Kristus (I Petr 1:2; Rom 11:2; Ams 3:5; Mark 1:15; 11:22; 8:13; Yoh 5:24).
3.      Penebusan Universal
Semakin jauh keyakinan mereka bahwa Allah mengasihi setiap orang, bahwa Kristus mati untuk setiap orang, dan bahwa Bapa tidak menghendaki setiap orang binasa. Arminius dan pengikut-pengikutnya menganggap bahwa pembebasan dosa (redemtion) digunakan secara tidak resmi sebagai sinonim untuk penebusan (atonemen) adalah bersifat umum. Dengan kata lain, kematian Kristus menjadi dasar atau alasan bagi Allah untuk menyelamatkan semua manusia. Meskipun demikian masing-masing orang harus memanfaatkan kebebasan kehendaknya untuk menerima Kristus (Yoh 3:16; II Petr 3:9; Yoh 6:37; 1:29; Kis 10:43; yoh 1:12).
4.      Anugrah dapat ditolak
Lebih jauh lagi pengikut Arminius percaya bahwa karena Allah menginginkan semua manusia diselamatkan, ia mengutus Roh Kudus untuk mencari semua manusia supaya datang kepada Kristus. Meskipun demikian, karena manusia mempunyai kehendak bebas yang absolut, ia mampu menentang kehendak Allah bagi hidupnya. Pengikut Arminius memerintahkan umat manusia agar manusia lebih dahulu melaksanakan kehendaknya sendiri, setelah itu baru dilahirkan kembali. Meskipun pengikut Arminius mengatakan ia percaya bahwa Allah itu Mahakuasa, ia menegaskan bahwa kehendak Allah untuk menyelamatkan semua manusia dapat digagalkan oleh kehendak manusia yang terbatas yang ada pada tiap-tiap individu (Yoh 1:12; 3:36; 3:18-21; 5:40; 8:45).
5.      Hidup diluar kasih karunia
Pokok kelima dari Arminianisme merupakan hasil akhir yang logis dari bagian sistem yang terdahulu. Jika manusia tidak dapat diselamatkan oleh Allah kecuali itu merupakan kehendak manusia untuk selamat, maka manusia tidak dapat terus menerus tinggal dari/ada dalam keselamatan jika ia tidak terus-menerus berkeinginan untuk selamat (Gal 5:4; Ibr 6:4-6; 10:26-27).[7]
C.    Kekuatan  Teologi Arminius
Menurut penulis pandangan atau teologi Aminian ini memiliki kelebihan yaitu Arminius sebagai pencetus doktrin ini dapat mempertanggungjawabkan pandangannya dengan adanya dasar-dasar ayat-ayat Alkitab, selain itu ia dapat mempertahankan keyakinannya dan mempengaruhi banyak gereja-gereja yang masih terus berkembang sampai sekarang ini. 
D.    Kelemahan Teologi Arminius
Adapun kekurangan-kekurangan dalam pengajaran (doktrin) Arminius adalah:
1.      Arminius mengatakan bahwa kehendak manusia adalah “bebas” untuk memilih baik firman Allah maupun perkataan Iblis. Jika demikian, keselamatan tergantung pada perbuatan-perbuatan manusia.
2.       Arminius menganggap bahwa ’pemilihan’ adalah bersyarat, sementara para reformis menyatakannya  tidak bersyarat.
3.      Arminius menegaskan bahwa penebusan (yang dalam hal ini adalah ‘pemebebasan’) adalah umum (universal).
4.      Arminius menyatakan bahwa meskipun Roh Kudus berupaya untuk mencari supaya orang-orang datang kepada Kristus (sebab Allah mengasihi semua umat manusia dan berkehendak menyelamatkan semua orang), namun karena kehendak Allah dibatasi oleh kehendak manusia, Roh dapat ditentang/ditolak oleh manusia jika ia memilih demikian.
5.      Arminius menyimpulkan bahwa karena manusia diselamatkan oleh tindak kebebasan kehendaknya sendiri dalam menerima Kristus, ia dapat terhilang (setelah ia diselamatkan), dengan mengubah pikirannya tentang Kristus. 
E. Kesimpulan
Setelah penulis mempelajari tentang Teologi Jacobus Arminius ini, penulis menarik sebuah simpulan bahwa menurut ajaran teologi ini keselamatan tergantung pada perbuatan manusia. Mereka berpendapat bahwa untuk mencapai keselamatan yang kekal, ada kehendak bebas, adanya pemilihan bersyarat, penebusan secara umum (Universal), anugerah keselamatan dari Allah dapat ditolak, manusia bisa hidup diluar kasih karunia Allah. Poko pengajaran mereka ini sangat ditentang oleh Calvin, karena mereka membatasi kehendak Allah didalam kehidupan manusia dan seakan-akan keselamatan itu bergantung dari manusia bukan dari kasih dan anugerah Allah sebagaimana yang kita percayai sekarang ini.

DAFTAR PUSTAKA

Enns Paul, The Moody Handbook Of Theolgy 2, Literatur SAAT, Malang 2007
Drs. F.D Wellem, Riwayat Hidup Singkat Tokoh-tokoh dalam Sejarah Gereja, BPK Gunung Mulia, Jakarta, 1993
Lane Tony, Runtut Pijar, BPK Gunung Mulia, Jakarta 2003
Gerald O’Collius,SJ & Edward G. Farugia, SJ. Kamus Teologi, Kanisiuus, Yogyakarta 2000

Spencer Edward Duane. Tulip.Baker Book House, USA 2000



[1] Enns Paul, The Moody Handbook Of Theolgy 2, Literatur SAAT, Malang 2007:121
                                            
[2] Drs. F.D Wellem, Riwayat Hidup Singkat Tokoh-tokoh dalam Sejarah Gereja, BPK Gunung Mulia, Jakarta, 1993:26-27
[3] Lane Tony, Runtut Pijar, BPK Gunung Mulia, Jakarta 2003:155-156
[4] Predestinasi adalah dipilih dan ditentukan untuk menrima keselamatan oleh kehendak Allah yang abadi (Matius 20:23; Yoh. 10:29; Roma 8:28-30; Efesus 1:3-14). (Gerald O’Collius,SJ & Edward G. Farugia, SJ. Kamus Teologi, Kanisiuus, Yogyakarta 2000:261)
[5] Reprobasi adalah tindakan dengan mana Allah mengecualikan orang yang berada dalam dosa besar dan tidak menyesal darikeselamatan kekal dan menjatuhkan hukuman abadi kepadanya (bdg.Matius 25:41-46). (Gerald O’Collius,SJ & Edward G. Farugia, SJ. Kamus Teologi, Kanisiuus, Yogyakarta 2000:277
[6] Ibid. Enss Paul 2007 : 122                                                                                                                                                              
[7] Spencer Edward Duane. Tulip.Baker Book House, USA 2000 :9-10