Entri Populer

Kamis, 12 Juni 2014

Pemberontakan Gereja Inggris Terhadap Gereja Katolik Roma



PEMBERONTAKAN GEREJA INGGRIS TERHADAP
GEREJA KATOLIK ROMA

            Sebelum masuk pada materi selanjutnya tentang penyebab terjadinya pemberontakan gereja Inggris terhadap gereja katolik Roma. Terlebih dahulu harus diketahui kedatang Injil di Inggris serta perkembangan gereja sebelum pemberontakan tersebut. Di bawah ini dapat diketahui kapan injil Kristus masuk ke negara Inggris dan gereja apa yang tersebar di negara tersebut disana.  
A.    PERMULAAN GEREJA DI INGGRIS
Pada akhir abad ke I atau awal abad II Inggris di Kristenkan oleh para tentara Roma, pegawai serta pedagang yang sering ke Negara Inggris. Pada tahun 314 tiga Uskup Inggris mengahadiri suatu konsili regional di kota Arles (Perncis). Pada abad IV dan V banyak gedung gereja dihancurkan, dan bayak orang Kristen d bunuh oleh orang-orang non-Kristen. Oleh karena masalah tersebut gereja di Negara Inggris mau hamper punah, tetapi pada akhir abad VI suku-suku Inggris diinjili kembali dengan terbagi dua wilayah:
1.      Suku-suku Inggris utara di injili oleh  para utusan biara gereja Iro-Skotlandia di pulau Iona.
2.      Sedangkan suku-suku Inggris selatan di Injili oleh para utusan Ordo Benediktin yang ditugaskan oleh Paus Gregor I Agung.
Pada tahu 601 raja Ethelbert di baptis, setelah itu terjadi perselisihan antara utusan gereja Iro-Skotlandia dengan para utusan dari Roma. Kemenangan dari perselisihan tersebut diperoleh oleh pihak utusan Roma pada sinode di Whitby pada tahun 664. Dengan demikian gereja katolik di Inggris berkembang dalam hubungan erat dengan kepausan di Roma sampai “Konstitusi Claredon”. Pada tahun 1164 mulai membatasi pengaruh dan yuridiksi Paus diddalam gereja Katolik Roma di Inggris. Gereja yang berkembang di Inggris dikenal dengan sebutan gereja Anglikan. Istilah gereja Anglikan “Ecclesia Anglicana”, nama ini diambil dari nama suku Angels yang berperan di Inggris pada abad V. nama gereja ini muncul partama kali di dalam sepucuk surat Paus Aleksander III (1159-1181)  dan termuat dalam  “Magna Charta” (1215). Gereja Anglikan ini dipimpin oleh Uskup Agung di Canterbury.[1]
B.     LATAR BELAKANG PEMBERONTAKAN GEREJA INGGRIS TERHADAP GEREJA KATOLIK ROMA SERTA REFORMASI GEREJA INGGRIS
Ketika Henry VIII (1491-1547 A.D) menjadi seorang raja, ia menjalankan  pemerintahan dengan banyak membaca buku-buku dan tertarik dengan filsafat Scholastik[2] dan humanisme[3]. Henry ini sangat keras kepala dan menyukai kekuasaan. Setelah ia duduk diatas tahta, pada saat itu walaupun Uskup Inggris diangkat oleh Paus, tetapi harus dengan persetujuan Raja ini. Uskup yang diangkat pada saat itu, harus berdiri sebagai penjabat tinggi pemerintahan, dengan kata lain yang dapat menjadi Uskup ialah penjabat tinggi dari pemerintah.
Pada penggangkatan Uskup itu, yang menjadi syaratnya adalah harus orang-orang yang berpendidikan tinggi dan  berkemampuan bekerja. Sedangkan masalah rohani para Uskup dia angkat itu  tidak begitu dilihat atau dinilai, karena Henry menganggap itu semua hanya sebagai soal sekunder saja. Pada saat Henry III naik tahta, ia mengangkat Thomas Wosley sebagai pemebantunya, kemudia pada tahun 1511 A.D diangkat sebagai Menteri dalam negeri. Pada tahun 1515 A.D naik pangkat sebagai Hakim Agung, tidak lama kemudian Leo X mengangkat dia menjadi Kardinal. Pada saat pikiran Lutheran masuk ke Inggris, ia melarangnya dan mengeluarkan tulisan tentang tujuh sakarmen (Defence of the seven sacrament).
Karena hal ini Leo X mengangkatnya sebagi (Defence of Faith), maka secara keagamaan dia adalah seorang Roma Katolik yang gigih. Tidak lama setelah Henry VIII tahta, ia mengambil puteri raja Spanyol yaitu Catherine sebagai Isterinya.[4] Yang perlu diketahui tentang penyebab terjadinya pemberontakan gereja Inggris terhadap Katolik Roma. Keinginan raja Henry VIII untuk menceraikan isterinya puteri dari raja Spanyol, karena mereka belum punya anak sebagai ahli waris dari kerajaannya. Dan ia juga ingin menikah dengan seorang wanita istana yaitu Anna Boleyn. Tetapi Paus Clement VII tidak bersedia menyatakan nikah Henry dengan  Catherine tidak sah. Akhirnya Henry VIII memutuskan hubungan Gereja Anglikan dengan Roma dan menjadikan dirinya sendiri sebagai kepala gereja serta melakukan keinginannya (1533-1354). Dengan demikian Henry tidak menginginkan suatu pembaharuan gereja.[5] Pada saat itu ada tiga uskup tertinggi di inggris dihukum mati karena tidak mengakui hak tertinggi dari Henry sebagai kepala gereja Inggris.  Pada tahun 1536 melalui parlemen Henry mengumumkan semua biara yang berpenghasilan 200 pound menjadi miliknya dan keluarganya, maka 376 biarawan disita menjadi harta miliknya. Pada tahun 1536, Catherine meninggal dunia dan Henry ingin bercerai dengan Boleyn dengan alasan tidak setia dengan dia dan ia ingin menikah lagi dengan Janne Seymour . pada saat itu Boleyn dia hikum mati,  tidak lama setelah itu Jannne melahirkan baginya seorang anak laki-laki yang menjadi raja pada tahun (1543-1553). Segala tindakan Henry yang tidak baik ini, akan menimbulkan kebencian dan pertentangan dengan gereja katolik Roma.
Pada saat itu ada seorang tokoh yang terkenal  yaitu William Andere (1492-1536), ia  dengan giat menterjemahkan Alkitab. Karena pada saat itu idak bisa di terbitkan di Inggris,  maka pada tahun 1524, ia melarikan diri kedaratan Eropa dan pada tahun 1526 ia bertemu dengan Luther di Jerman, maka pada saat itu ia menerbitka Alkitab kedalam bahasa Inggris, walaupun gereja dan pemerintah menentangnya. Pada tahun 1536, ia mati syahid di Brussel. Pada hakekatnya adalah kepercayaan Henry adalh kepercayaan Roma Katolik, tetapi bila ada ancaman ia meminta bantuan dari aliran Protestan Jerman. Pada tahun 1536, ia mengirimkan utusan ke Wittenburg untuk mendiskusikan soal doktrin. Pada tahun yang sama berdasarkan Alkitab, iman rasuli, credo nicea, Athanasius, dan keputusan-keputusan gereja, ia telah membuat credo. Ia menyatakan bahwa baptisan, perjamuan suci, pengampunan dosa, dibenarkan harus bersandar kepada Kristus, tetapi ia tetap menganggap kebajikan sebagai sayarat di benarkan dan juga masih percaya untuk boleh menyembah gambar-gambar, patung-patung   dan beroa kepada orang saleh, serta melakukan misa bagi orang-orang yang telah meninggal. Kepercayaan ini sebenarnya kepercayaan Roma katolik, Henry sendiri tidak mengetahui teologi, tetapi karena ingin berkuasa maka dengan sesukanya ia menetapkan iman kepercayaan.
Pada tahun 1537-1538, Cranmer mengedarkan Alkitab disetiap gereja dan menterjemahkan Doa Bapa Kami dan sepuluh hokum kedalam bahasa Inggris. Pada 28 Januari 1547. Henry VIII meninggal dunia, pada waktu itu Edward VI anak dari Henry masih berumur 9 tahun. Pemerintah pada saat itu dipegang saudara dari ibunya yaitu kakak dari Jane isteri Henry sendiri. Orang ini mempunyai hubungan yang baik dengan dengan aliran reformasi Jerman dan mempunya pemikiran dan kehidupan yang sangat baik. Ia menaruh simpati pada petani yang tidak mempunyai  tanah, dan member kebebasan dalam pembicaraan agama. Pada tahun 1547, ia menizinkan jemaat untuk menerima roti bersama anggur dalam perjamuan suci dan juga menyita harta gereja dan menghapus ke-6 dalil yang di tetapkan oleh Henry VIII.
Dalil yang dihapus yang di tetapkan oleh Henry VIII itu adalah antara lain :
1.      Memegang teori trasubtantiation dan menghukum orang yang menetang teori tersebut.
2.      Melarang jemaat untuk menerima anggur dalam perjamuan
3.      Melarang Pastor menikah
4.      Pastor harus membujang dan bersumpah
5.      Melakukan misa pribadi
6.      Mengadakan pengakuan dosa pribadi.
Keenam dalil itu ditentang pada tahun 1548, oleh saudara dari ibu Edward yang memerintah Inggris pada saat itu, ia mengizinkan pastor untuk menikah. Pada 21 Januari 1549, untuk menyatukan seluruh Negara, maka telah ditetapkan untuk tetap memakai yaitubuku doa dari Edward VI. Dalam buku tersebut mencangkup doa dan mengadakan misa bagi orang mati, urapan minyak bagi orang yang di baptis dan bagi orang sakit serta mengusir setan-setan bagi orang yang di baptis, tetapi di kemudian hari ada hal-hal yang dihapus. Pada umumnya gereja Inggris masih menggunakan buku itu hingga sekarang. Ketika buku itu diterbitkan kurang mendapat sambutan, mereka anggap perubahannya terlalu besar, sedangkan bagi orang yang menentang katolik Roma menggap bahwa buku itu memliki banyak corak katolik, karena orang-orang dari  aliran dipengaruhi oleh reformator. Pada tahu 1552, buku tersebut di tolak ajarannya, orang-orang pada saat itu mereka menerima konsep perjamuan dari Zwigli. Dan pada saat itu juga  Cranmer merancang sebuah Credo dan diserahkan kepada 6 Theolog untuk  di teliti pada Juni 1553. Credo tersebut berjumlah 42 ayat dan ditandatangani oleh Edward VI, credo ini juga memilki pikiran reformasi. Pada 6 Juli Edward VI meninggal dunia.
Setelah Edward VI meninggal, parlemen menyatakan bahwa bahwa pernikahan Mary dengan Henry VIII adalah sah. Pada saat itu Cranmer di penjara dan segala pembaharuan yang dilakukan Edward ditiadakan. Gereja pada saat itu kembali seperti pada zaman Henry VIII. Semua Uskup yang bersangkut paut dengan pembaharuan di pecat dan mereka melarikan diri ke Eropa yang disambut oleh Calvin,  tetapi karena mereka mempunyai konsep perjamuan yang berbeda dengan Luther, maka aliran Luther kurang senang dengan mereka. Tetapi gereja Inggris taku kalau harta miliknya di kuasai oleh Roma maka mereka tidam mau berdamai dengan Roma pada saat itu. 30 Nop 1553, Cardinal Regionalpole (1506-1558) di utus ke Inggris. Dalam parlemen ia menyatakan untuk menghapus pernyatan yang menganggap inggris sebagai ajaran bidat, melalui itu hubungan Inggris dengan Katolik Roma pulih kembali. Dengan terjadinya hal ini timbullah aniaya secarra besar-besaran, John Rogers pendeta dari gereja St Paulus dihukum mati dengan dibakar, pada kejadian tersebut banyak orang mendukung pendeta tersebut. Tetapi dalam tahun itu ada 72 orang di hukum mati terbakar. Pada penganiayan tersebut adan dua orang uskup yang ikut dianiaya yaitu Hugh Latimer dan Nicholas Ridley pada 16 Oktober 1554.
Pada saat itu ada seorang yang bernama Queen Mary berhasrat membunuh tokoh reformasi yang sangat kuat Clanmer, pada saat itu dengan resmi ia dikeluarkan dari keanggotaan gereja. Tetapi dengan gigih Clanmer tetap menentang Roma Katolik hingga ia dibakar pada 21 Maret 1556. Selama kehiduupan  Queen Mary, ia sudah membakar orang kira-kira tiga ratus dan mengusir pendeta 1.200 orang dan harta milik mereka disita dan bayak mereka yang mati kelaparan. Pada 18 Nopember 1558, ia juga berencana membunuh masal terhadap orang-orang reformasi, tetapi karena doa orang-orang reformasi, tanggal 17 Nopember Queen Mary dengan mendadak meninggal dunia. Pada tahun 1558, Queen Elisabeth I naik tahta, ia memakai William cecil  (1521-1598) sebagai pembantu. Elisabeth adalah seorang yang berjiwa patriot yang mempunyai pikiran sebagai seorang Inggris, ia dengan giat menjalankan pikiran politik dan ekonomi. Karena hubungan ayahnya dengan ibunya dianggap tidak sah oleh Roma Katolik, maka dengan sendirinya ia tidak mempunyai hubungan dengan mereka. Pada 29 April 1559, melalui pembaharuan yang sangat matang hak tertinggi dari parlemen menyangkal hak kekuasaan Paus dan penghakiman Paus terhadap Inggris. Dan juga mengahapuskan pajak terhadap Paus, dan ia menggantikan istilah raja sebagai pemimpin tertinggi gereja. Pada saat itu pula, mereka memakai Alkitab untuk menghakimi bidat, dan upacara ibadah kembali sebagaimana pada zaman Edward.
Pada 17 Desember 1559, mereka angkat Parker sebagai Uskup Agung dari Ceterbury. Sejak inilah mulai suatu keuskupan yang baru yang tidak dibawah kekuasaan Roma. Uskup dipilih oleh gereja dan diangkat oleh raja. Pada tahun 1562, ia merubah 42 dalil kepercayaan menjadi 39 dalil dan Credo ini sangat di pengaruhi oleh pikiran dari Calvin, tetapi ke-39 dalil ini sudah menjadi dasar kehidupan agama Negara Inggris. Pada tahu 1563, reformasi Elisabeth telah selesai, tetapi ia memnadapat tantangan dari dua pihak yaitu pihak katolik Roma dan aliran Puritan. Golongan Puritan ini, menggap pembaharuan tersebut kurang radikal. Tetapi karena didalam pembaharuan gereja Inggris tidak ada tokoh-tokoh yang isstimewa seperti Luther, Calvin, Zwigli, maka dalam teologi Inggris tidak mempunyai kontribusi yang besar. Tetapi melalui hal ini, golongan Puritan pindah kebenua Amerika dan mengabarkan Injil di pelbagai pelosok dunia. Jadi disini dapat dikatakan bahwa gereka pengkabaran Injil pada abad ke-18 disebabkan oleh ratu Elisabeth. [6]
Melalui pemberontakan ini, gereja Inggris mengalami suatu reformasi baru dan berpisah dari kekuasaan gereja Katolik Roma. Gereja Inggris membentuk suatu sinode sendiri dan tidak terikat lagi dalam kekuasaan Paus sebagai mana yang ada didalam gereja Katolik Roma. Gereja Inggris membentuk tata ibadah sendiri dan memiliki dan konsep pengajaran sendiri sebagai mana yang dimiliki oleh para pencetus reformasi gereja pada umumnya.
C. KESIMPULAN
Dalam penulisan makalah ini, penulis menarik sebuaah kesimpulan bahwa pemmberontaka gereja Inggris terhadap gereja Katolik Roma disebabkan oleh Henry VIII. Pada pemebrotakan tersebut akan membawa dampak bagi gereja inggris dengan tercetus suatu reformasi baru bagi gereja mereka oleh ratu Elisabeth I. Walaupun pada pencetusan reformasi ini ada banyak orang yang meninggal dunia, tetapi  pengorbanan tersebut tidak menjadi sia-sia akan memperoleh suatu keberhasilan bagi gereja Inggris untuk berpisah dari keburukan Gereja Katolik Roma. 

DAFTAR PUSTAKA


DR. Jan Sihar Aritonang. Garis Besar Sejarah Reformasi. Jurnal Info Media. Bandung 2007
Dr. Dietrich Kuhl. Sejarah Gereja Jilid III. Yayasan Persekutuan Pekabaran Injil Indonesia. Jawa Timur 1997
Dr. Dietrich Kuhl. Sejarah Gereja Jilid II. Yayasan Persekutuan Pekabaran Injil Indonesia. Jawa Timur 1997
Dr. H. Berkhof & Dr. I. H. Enklaar. Sejarah Gereja. Bpk Gunung Mulia 1999
Pdt. Dr. Peter Wongso. Sejarah Gereja. Seminari Alkitab Asia Tenggara. Malang



[1] Dr. Dietrich Kuhl. Sejarah Gereja Jilid III. Yayasan Persekutuan Pekabaran Injil Indonesia. Jawa Timur 1997: 132--133
[2] Fisasafat ini muncul pada abad VII- XIII dalam teologi Thomas Aquinas. Filsafat Scholastik ini berusaha untuk mengorganisir dan mensistermatisir seluruh pengetahuan secara naisonal dan logis dan juga berusaha membuktikan bahwa segala sesuatu yang dijadikan Allah dapat diterangkan dan dibenarkan terhadap akal budi manusia. (Dr. H. Berkhof & Dr. I. H. Enklaar. Sejarah Gereja. Bpk Gunung Mulia 1999 : 102)
[3] Humanisme adalah merupakan suatu faham yang menjunjung tinggi manusia dengan kemampuan dan rasionya. (Dr. Dietrich Kuhl. Sejarah Gereja Jilid II. Yayasan Persekutuan Pekabaran Injil Indonesia. Jawa Timur 1997 :88)
[4] Pdt. Dr. Peter Wongso. Sejarah Gereja. Seminari Alkitab Asia Tenggara. Malang : 141
[5] IbidDr. Dietrich Kuhl. 1998 :133
[6] Ibid. Peter Wongso: 142-145.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar