Entri Populer

Kamis, 12 Juni 2014

Tokoh Evangelikal: Charles Finney



CHARLES GRANDISON FINNEY


A.    Pendahuluan

Dalam perkembangan dan kemajuan dunia sekarang ini baik secara Ilmu pengetahuan maupun Teknologi (IPTEK). Sangat memberikan dampak yang sangat besar dan luas bagi kehidupan manusia baik secara positif maupun secara negatif. Ilmu Teologi juga tidak kalah saing akan hal ini, mengalami perkembangan dan kemajuan yang sangat cepat dan berpengaruh bagi kehidupan orang Kristen baik dalam berpikir maupun dalam bertingkah laku yang memberikan dampak positif dan negatif berdasarkan pemikiran tokohnya. Oleh sebab itu sebagai penulis dari makalah ini, memiliki kerinduan untuk mengetahui dan belajar tentang perkembangan ini untuk menambah wawasan dalam berteologi.
Pada makalah ini penulis membahas salah satu tokoh Evangelikal[1] yaitu Charles Finney yang teologinya sangat mempengaruhi kehidupan orang Kristen Zama sekarang ini. Tokoh ini pemikirannya lebih cenderung dalam memajukan Kebangunan Rohani yang sangat besar-besaran. Kebanguna Rohani yang dia  lakukan itu, merupakan sebuah sarana untuk melakukan sebuah penginjilan supaya orang-orang yang belum menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Jurus selamat dapat bertobat dan menerima Dia. Finney juga berpendapat bahwa setiap manusia mempunyai kehendak bebas, di bebas memilih segala sesuatu baik untuk bertobat ataupun tidak. Kebangunan Rohani dia laksanakan di berbagai kota dan negera. Bagi orang-orang yang sudah bertobat, Finney sangat menekankan kesempurnaan. Kesucian harus tampak dalam kehidupan setiap orang yang sudah bertobat. Dalam kehidupan sehari-hari seseorang harus mengejar kehidupan yang suci.[2] Untuk pembahasan lebih lanjut dalam makalah ini, dapat dilihat lebih mendetail dalam bab-bab berikutnya.

B.    Latar Belakang Charles G. Finney
Charles G. Finney lahir pada tahun 1792 di Warren, Connecticut[3] meninggal 16 Agustus 1875 di Oberlin, Ohio[4]. Ia adalah seorang pemuda yang tampan, gemar akan musik dan bersemangat. Finney belajar selama dua tahun pada Akademi Connecticut, kemudian menjadi guru selama enam tahun. Setelah itu ia meninggalkan pekerjaannya sebagai guru bekerja sebagai pengacara di pengadilan di Adams, New York. [5] pada tahun 1821 Finney bertobat dan menerima Yesus Kristus sepenuhnya, karena sebelumnya ia berpandangan Skeptis[6]. Ia mengalami pertobatan tersebut ketika sahabat-sahabatnya mengatakan kepadanya bahwa Finney belum bertobat. Tuduhan itu sangat merisaukan hatinya.
Oleh sebab itu Finney menggembara dalam hutan-hutan selama beberapa hari. Dihutan ia berdoa dengan suara yang keras sekali dan disini ia mengalami pengalaman rohani yang luar biasa. Pengalaman rohani ini akan menentukan perjalanan hidupnya selanjutnya serta pandangan pertobatan. Ia sendiri mengatakan bahwa ia telah mengalami baptisan dengan Roh kudus. Sekujur tubuhnya seperti disengat oleh aliran listrik dan ia dipenuhi dengan cinta kasih yang luar biasa. Sesudah pengalaman rohani ini, Finney mencurahkan seluruh perhatiaannya kepada khotbah. Ia mengadakan kebanguna rohani di beberapa kota di negara bagian New York. Pada saat itu ia meninggalkan pekerjaannya sebagai pengacara ia menjadi penginjil. Ketika seorang klien meminta kepadanya untuk menghadap pengadilan untuk kepentingannya, Finney menjawab “honor saya sudah dibayar oleh Tuhan Yesus Kristus untuk membela kepentingan-Nya dan saya tidak bisa membela kepentingan anda”. Finney lebih memilih pelayanan penginjilan kepada Tuhan dari pada berkerja sebagai pengacara yang dahulu profesinya disitu.[7]
C.     Pemikiran/ Teologi Charles G. Finney
Setelah Finney mengalami pertobatan secara pribadi kepada Kristus, ia melakukan kebangun Rohani. Ia mulai berkhotbah dan pada saat itu ia menulis suatu buku yang berjudul “Lectures on Revivals of Religion” (khotbah-khotbah mengenai kebangunan agama). Ia memberi petunjuk bagi para pengkhotbah atau kepada pendeta-pendeta untuk membawa seseorang kepada pertobatan.[8] Menurut Finney, khotbah itu harus disampaikan dengan berapi-api dan dengan memakai bahasa yang sederhana yang disertai dengan doa-doa yang panjang yang penuh perasaan, dimana nama-nama orang berdosa itu disebutkan dengan jelas. Orang-orang yang disebutkan tersebut ditempatkan dideretan yang paling depan.[9]
Pada tahun 1824 Finney di tahbiskan menjadi pendetan Presbiterian. Ketika ia mulai mengadakan kebangunan Rohani itu di negara-negara bagian sebelah Timur, cara yang tidak lazim itu mulai dikenal sebagai “tindakan-tindakan baru” yaitu dengan mengadakan pertemuan-pertemuan penelaah Alkitab bagi mereka yang mencari keselamatan. Tetapi kalau dibandingkan dengan Calvinisme, mengajak orang untuk menunggu secara pasif sampai Allah membuat mereka bertobat. Finney melihat pertobatan itu sebagai tindakan kehendak manusia yang terjangkau oleh kita.
Theologi Finney, menolak terhadap segala sesuatu yang tidak berasal langsung dari Alkitab. Tetapi di balik itu ia menyimpang dari pemikiran Protestan yang Ortodoks dengan mempertahankan bahwa manusia mempunyai kehendak bebas, sehingga bisa diajak untuk bertobat. Pada dasarnya manusia mempunyai kemampuan untuk bertobat.  Pada khotbah-khotbahnya dia mendorong seseorang untuk mengambil keputusan untuk bertobat atau tidak.[10] Finney sangat menekankan kebebasan dan daya kehendak manusia ini, ia berdasarkan pada teorinya mengenai pemerintahan moral.
Allah menguasai alam fisik melalui hukum alam yang tidak terelakkan “batu yang dilempar ke atas tidak ada pilihan lain untuk jatuh kebawah, tetapi Allah juga penguasa moral semesta alam melalui hukum moral-Nya”. Akan tetapi, hal ini kita punya pilihan, hukum moral Allah mengajarkan kita untuk saling mengasihi, tetapi kita bebas dan menanti dan melanggar hukum itu. Allah memberitahukan kita apa yang baik dan mencamkan kita dengan sanksi-sanksi, akan tetapi pilihan tetap ada pada diri kita. Kita bebas memilih artinya ditentukan oleh kehendak yang tidak dibatasi oleh “tabiat” yang bejat atau faktor lain.
Penekanan pada kehendak bebas, Finney berusahan mengahapus doktrin dosa turunan. Ia menekankan bahwa anak-anak tidak dilahirkan dengan tabiat berdosa yang membentuk kehendak mereka. Finney menjelaskan bahwa semua manusia dilahirkan dengan kebejatan fisik dengan kecenderungan menyeleweng untuk memuaskan diri. Kebejataln ini dikombinasikan dengan godaan yang memastikan bahwa kalau kita sudah mencapai usia, ketika kita sudah bisa diminta untuk pertanggungjawaban moral, maka kita akan memilih atas kemauan diri sendiri untuk berbiuat dosa.[11]
Tetapi yang paling menarik perhatian, ia sangat menekankan kesempurnaan kehidupan orang kristen yang sudah bertobat. Dalam kehidupan sehari-hari seseorang harus mengejar kehidupan yang suci. Finney juga tidak hanya untuk berkhotbah dan melakukan Kebangunan Rohani, melainkan salah seorang tokoh yang berjuang untuk menghapus “Tritunggal Iblis” di Amerika yaitu pakaian yang berlebihan, minuman keras dan perbudakan. Dan juga beberapa lembaga penginjilan dan Lembaga Alkitab Amerika, lahir juga dari padanya.[12]
Setelah 11 tahun lamanya Finney mengadakan perjalanan keliling untuk kebangunan rohani, ia mengundurkan diri menjadi pendeta di New York 1832-1835. Selanjutnya Finney menjadi direktur Oberlin Collge hingga meninggal pada Tahun 1875. Disekolahnya itu dipraktikkannya pandangan-pandangan seperti anak laki-laki dan wanita belajar bersama di Oberlin seta anak-anak kulit hitam bersama anak-anak kulit putih. Menurut Finney didalam Kristus tidak ada perbedaan kulit dan jenis kelamin. Kristus telah meruntuhkan tembok-tembok pemisah yang ada akibat dosa manusia.[13]
D.    Karya-karya
Charles G. Finney mempunyai banyak karya dalam pelayanannya yang dikenal pada saat itu hingga sekarang ini antara lain :
1.      Setelah peristiwa pertobatannya, Finney giat mengadakan kegiatan kebangunan rohani di beberapa kota di negara bagian New York.
2.      Ia menjabat sebagai direktur di Oberlin College hingga akhir hidupnya di tahun 1875.
3.      Di sekolah itu ia mempraktikan pola belajar yang menempatkan laki-laki dan perempuan untuk belajar bersama.
4.      Tidak hanya itu, ia juga mengatur agar anak-anak kulit hitam dapat belajar bersama-sama anak-anak kulit putih.
5.      Tulisannya yang terkenal adalah "Khotbah-khotbah mengenai Kebangunan Agama" (Lectures on Revivals of Religion). Karyanya ini dipublikasikan pada tahun 1835.[14]
6.      Di dalamnya berisi petunjuk-petunjuk bagi seorang pengkhotbah untuk membawa seseorang kepada pertobatan.
E. Kesimpulan
Dalam penulisan makalah ini, penulis menarik beberapa simpulan bahwa pemikiran Charles G. Finney, pertobatan untuk menerima Kristus, itu atas kehendak bebas manusia. Manusia mempunyai kehendak untuk memilih untuk bertobat ataupun tidak. oleh sebab itu mereka wajib diajak untuk bertobat karena mereka mempunyai kehendak bebas dan juga mempunyai kemampuan untuk bertobat. pemikirannya ini tidak sama seperti Calvinisme dengan mengajak orang untuk menunggu secara pasif sampai Allah membuat mereka bertobat. Dari pemikirannya ini Finney melakukan kebanguna rohani secara besar-besaran di berbagai wilayah untuk membawa setiap orang-orang kepada pertobatan.

Daftar Pustaka


Daun Paulus, Apakah Evangelikal itu, Yayasan “Daun Family” Manado 2006
DR. Wellem F. d, M.Th, Riwayat Hidup singkat Tokoh-tokoh dalam Sejarah Gereja, Bpk Gunug Mulia, Jakarta 1993
Lane Tony, Runtut Pijar, BPK Gunung Mulia Jakarta 2003
KBBI, PT Gramedia Pustaka Utama Jakarta 2008
Dr. TH. Van Den End, Harta Dalam Benjana, BPK Gunung Mulia Jakarta 1988
Kenneth Curtis dkk, 100 Peristiwa Penting dalam Sejarah Kristen, BPK Gunung Mulia, Jakarta 2001




[1] Evangelikal diterjemahkan dalam bahasa Inggris “Gospel”, istilah dalam Indonesia “Injil” yang berasal dari bahasa Yunani εὐαγγελιον” (Euangelion) yang muncul hanya enam kali dalam Perjanjian Lama dengan pengertian “Good News” (Kabar Baik) dan”Rewards for Good News” (Upah Kabar Baik). Istilah ini muncul di dalam Perjanjian Baru sebanyak 76 kali. (Daun Paulus, Apakah Evangelikal itu, Yayasan “Daun Family” Manado 2006: 7.)
[2] DR. Wellem F. d, M.Th, Riwayat Hidup singkat Tokoh-tokoh dalam Sejarah Gereja, Bpk Gunug Mulia, Jakarta 1993: 79
[3] Lane Tony, Runtut Pijar, BPK Gunung Mulia Jakarta 2003: 205
[5] Ibid
[6] Skeptis adalah Kurang percaya atau ragu-ragu dengan suatu ajaran agama, tidak menerima sepenuhnya (KBBI, PT Gramedia Pustaka Utama Jakarta 2008:1324)
[7] Ibid. Lane Tony :205
[8] Ibid. Wellem. F.D:108-109
[9] Dr. TH. Van Den End, Harta Dalam Benjana, BPK Gunung Mulia Jakarta 1988:334-335
[10] Ibid.
[11] Ibid.
[12] Ibid. TH. Van Den End:335
[13] Ibid.
[14] Kenneth Curtis dkk, 100 Peristiwa Penting dalam Sejarah Kristen, BPK Gunung Mulia, Jakarta 2001:126.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar